BOGOR – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menggelar lomba balap motor ASR Racing Championship memperebutkan Piala Bambang Soesatyo. Dirinya menilai, penyelenggaraan lomba balap motor yang disertai sosialisasi standar protokol kesehatan, sosialisasi safety riding, sosialisasi Forum Solidaritas Pembalap dan Team Balap Motor, telah menjadi oase dan pengobat dahaga bagi para pecinta balap motor Tanah Air, yang telah cukup lama mengalami kevakuman akibat pandemi Covid-19.
“Sebagai penggemar olahraga otomotif, saya adalah satu di antara 270 juta penduduk Indonesia yang sangat merindukan atlit balap motor Indonesia unjuk gigi di ajang kejuaraan internasional. Mungkin bagi sebagian orang, hal itu adalah impian besar yang sulit diraih. Tetapi bukankah banyak atlit yang sukses karena impian mereka? Maka kepada para atlit balap yang berlomba pada hari ini, jangan pernah ragu menggantungkan impian kalian setinggi langit, karena jikapun kalian jatuh, kalian akan jatuh di antara bintang-bintang,” ujar Bamsoet di Sirkuit Sentul, Bogor, Minggu (13/9/20).
Ketua DPR RI ke-20 ini mengungkapkan, perlombaan ASR Racing Championship yang digelar sejak Sabtu (12/9) telah mempertandingkan 31 kelas berbeda. Bila diselenggarakan secara konsisten, setidaknya akan memberikan ruang kompetisi yang memadai bagi atlit balap motor. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk bersaing pada level yang lebih tinggi. Seiring perjalanan waktu, persaingan di dunia balap akan semakin ketat, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Sekaligus menjadi ajang penjaringan dan pembinaan bakat atlit balap motor di Tanah Air. Ajang lomba ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan dan meningkatkan performa atlit balap motor. Sebagaimana cabang olahraga lain, untuk membentuk atlit berkualitas, latihan rutin dan penyelenggaraan kompetisi yang representatif secara periodik adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawar,” ungkap Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Motor Besar Indonesia (MBI) ini menjelaskan, ada begitu banyak alasan untuk mencintai olahraga balap motor. Salah satunya adalah menyaksikan manuver-manuver hebat pada kendaraan yang melaju kencang, yang dapat membuat adrenalin terpacu. Namun sesungguhnya, balap motor tidak sekedar urusan adrenalin. Banyak nilai dan filosofi balap yang dapat menjadi pembelajaran bagi kehidupan.
“Olahraga balap motor menuntut atlet yang visioner, yang pandai membaca situasi dan penuh perhitungan. Jeli mengamati kapan harus bersabar dan menunggu kesempatan, serta kapan harus tancap gas dan melakukan overtaking. Atlet balap motor juga mesti tangguh dan tahan banting. Jatuh adalah bagian dari proses menuju garis finish,” jelas Bamsoet.
Penggemar berat otomotif ini menambahkan, ketahanan fisik dan mental pada saat bersamaan menjadi syarat mutlak bagi setiap pembalap. Mengendalikan keseimbangan, mengontrol speed, mengatur momentum pengereman, dan memacu akselerasi, semuanya dilakukan dengan perhitungan matang dan fokus yang cermat, karena kesalahan perhitungan dapat berakibat fatal.
“Balap motor juga mengajarkan nilai harmoni dan keseimbangan, yakni hubungan timbal balik antara man and machine. Motor balap yang paling canggih sekalipun tidak akan mampu memenangi perlombaan, jika ada di tangan pembalap yang tidak mahir. Sebaliknya, pembalap yang jagoan pun tidak akan menampilkan performa terbaik, tanpa dukungan mesin motor yang berkinerja optimal,” pungkas Bamsoet.